Arsa Ini adalah imajinasi Ketika kurasa ada gumpalan tanah Membara indah bagi permata Sukma dan kalbunya nyata Mengalir dengan kata begitu saja Berisi isu burung tak berkesimpulan Selalu mekar tetapi tak pernah pupus Inginku ada padanya Jiwanya selalu melayang Berselancar di lintang kehidupan Menghiasi ambisi yang terjadi Sepertinya ia malaikat Tidak, Ia kesejatian pendamping Kembang yang tak layu Atau pagar istanaku Bintang sekaligus matahari Kutatap silau kerutkan dahi Seperti kejelekkan tak kubiarkan Mungkin hanya kecemburuan Menjadi penogok terjadinya perang Bukan tangan tapi salju Ya,ini bukan buatan